Rabu, 26 April 2017

Tugas 2 - Perekonomian Indonesia# SoftSkill - Sektor Pertanian


SEKTOR PERTANIAN

1.      SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA

            Indonesia merupakan wilayah yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Sehingga menjadikan Indonesia dikenal sebagai negara agraris, Faktanya adalah bahwa sebagian besar mata pencarian penduduk Indonesia berasal dari sektor pertanian dan menjadikan sektor pertanian sebagai salah satu pilar besar perekonomian Indonesia, itulah mengapa negara kita disebut sebagai negara agraris. Karena memang memiliki wilayah yang sangat potensial untuk mengembangkan usaha di sektor pertanian.
Salah satunya adalah bahwa Indonesia terletak di garis khatulistiwa dan merupakan salah satu negara yang berada di wilayah tropis, oleh sebab itulah Indonesia memiliki potensi pertanian yang sangat baik dengan didukung kelimpahan sumber daya alam dan kondisi lingkungan Indonesia yang mendukung pertanian tropika. Sektor pertanian mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional.
Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan signifikan bagi perekonomian Indonesia. Sektor pertanian menyerap 35.9% dari total angkatan kerja di Indonesia dan menyumbang 14.7% bagi GNP Indonesia (BPS, 2012). Fakta-fakta tersebut menguatkan pertanian sebagai megasektor yang sangat vital bagi perekonomian Indonesia.
Lahan yang subur juga merupakan modal yang sangat potensial untuk menjadikan pertanian Indonesia sebagai sumber penghasilan masyarakatnya dan juga penopang perekonomian bangsa.
Namun sayangnya sektor ini masih kurang mendapatkan perhatian secara serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa. Hal tersebut dapat dilihat mulai dari proteksi, kredit hingga kebijakan lain yang tidak menguntungkan bagi sektor ini.
Banyaknya program pembangunan pertanian yang tidak terarah juga semakin menjerumuskan sektor ini pada kehancuran. Banyak alih fungsi lahan menjadi pemukiman, pertokoan, perindustrian, jalan tol atau fasilitas-fasilitas lainnya yang mengakibatkan semakin sempitnya lahan untuk usahatani.
Meski demikian sektor pertanian masih tetap menjadi mata pencaharian sebagian besar warga Indonesia, banyak tenaga kerja yang kemudian menggeluti usahatani untuk memenuhi kebutuhannya.
Apabila dilihat dari potensi-potensi yang ada, seharusnya Indonesia sangat mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan bangsa Indonesia sendiri dan bahkan juga mampu untuk mengekspor ke negara lain sehingga dapat membuat negara kita lebih maju jika dimanfaatkan dengan baik.
Indonesia memiliki potensi sumberdaya alam, termasuk plasma nutfah, yang melimpah (mega biodiversity). Bio-diversity darat Indonesia merupakan terbesar nomor dua di dunia setelah Brasil, sedangkan bila termasuk biodiversity laut maka Indonesia merupakan terbesar nomor satu di dunia.
Hal ini dapat dilihat dengan beragamnya jenis komoditas pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan yang sudah sejak lama diusahakan sebagai sumber pangan dan pendapatan masyarakat.
Keaneka ragaman hayati yang didukung dengan sebaran kondisi geografis berupa dataran rendah dan tinggi; limpahan sinar matahari dan intesitas curah hujan yang hampir merata sepanjang tahun di sebagian wilayah; serta keaneka ragaman jenis tanah memungkinkan dibudidayakannya aneka jenis tanaman dan ternak asli daerah tropis, serta komoditas introduksi dari daerah sub tropis secara merata sepanjang tahun di Indonesia.
Aneka ragam dan besarnya jumlah plasma nutfah tanaman dan hewan, baik yang asli daerah tropis maupun komoditas introduksi yang sudah beradaptasi dengan iklim tropis, di sisi lain merupakan sumber materi genetik yang dapat direkayasa untuk menghasilkan varietas dan klone tanaman unggul serta bangsa ternak.
Potensi pertanian Indonesia ini, banyak dimanfaatkan oleh negara-negara lain seperti Belanda, Prancis, Amerika dll dalam mendapatkan plasma nutfah antara lain bibit-bibit pertanian, yang dalam pelaksanaan pemanfaatannya membentuk industri bibit pertanian.
Sebagian besar dari productnya dibawa ke luar negeri atau negara-negara tersebut. Indonesia memiliki potensi ketersediaan lahan yang cukup besar dan belum dimanfaatkan secara optimal.
Data dari kajian akademis yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air, Kementerian Pertanian pada tahun 2015 memperlihatkan bahwa total luas daratan Indonesia adalah sebesar -+192 juta ha, terbagi atas 123 juta ha (64,6 persen) merupakan kawasan budidaya dan 67 juta ha sisanya (35,4 persen) merupakan kawasan lindung.
Dari total luas kawasan budidaya, yang berpotensi untuk areal pertanian seluas 101 juta ha, meliputi lahan basah seluas 25,6 juta ha, lahan kering tanaman semusim 25,3 juta ha dan lahan kering tanaman tahunan 50,9 juta ha. Sampai saat ini, dari areal yang berpotensi untuk pertanian tersebut, yang sudah dibudidayakan menjadi areal pertanian sebesar 47 juta ha, sehingga masih tersisa 54 juta ha yang berpotensi untuk perluasan areal pertanian.
Jumlah luasan dan sebaran hutan, sungai, rawa dan danau serta curah hujan yang cukup tinggi dan merata sepanjang tahun sesungguhnya merupakan potensi alamiah untuk memenuhi kebutuhan air pertanian Akan tetapi pada kenyataannya kita masih kurang maksimal dalam memanfaatkan potensi-potensi tersebut untuk mengembangkan sektor pertanian.
Sering kali kita mengalami kelangkaan beberapa beberapa produk hasil pertanian seperti baru-baru ini penduduk digegerkan dengan langkanya kacang kedelai yang merupakan bahan pokok pembuatan tempe, dan membuat tempe yang dari kedelai semakin mahal, berimbas buruk kepada semua para petani, pedagang, dan semua masyarakat.
Sebenarnya dengan potensi alam yang ada dan mendukung jika dimanfaatkan dengan baik seharusnya mampu mengatasi berbagai kelangkaan bahan-bahan pangan dan mampu mengurangi ketergantungan pemerintah dalam mengimpor bahan-bahan pangan.
2.      NILAI TUKAR PETANI
a.       Pengertian
Nilai tukar petani (NTP) adalah rasio antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase. Nilai tukar petani merupakan salah satu indikator dalam menentukan tingkat kesejahteraan petani. Pengumpulan data dan perhitungan NTP di Indonesia dilakukan oleh Biro Pusat Statistik.
Indeks harga yang diterima petani (IT) adalah indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga produsen atas hasil produksi petani. Dari nilai IT, dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petani. Indeks ini digunakan juga sebagai data penunjang dalam penghitungan pendapatan sektor pertanian. IT dihitung berdasarkan nilai jual hasil pertanian yang dihasilkan oleh petani, mencakup sektor padi, palawija, hasil peternakan, perkebunan rakyat, sayuran, buah, dan hasil perikanan (perikanan tangkap maupun budi daya).
Indeks harga yang dibayar petani (IB) adalah indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga kebutuhan rumah tangga petani, baik kebutuhan untuk konsumsi rumah tangga maupun kebutuhan untuk proses produksi pertanian. Dari IB, dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat di pedesaan, serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Perkembangan IB juga dapat menggambarkan perkembangan inflasi di pedesaan. IB dihitung berdasarkan indeks harga yang harus dibayarkan oleh petani dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan penambahan barang modal dan biaya produksi, yang dibagi lagi menjadi sektor makanan dan barang dan jasa non makanan.
Secara umum NTP menghasilkan 3 pengertian :
a.       NTP > 100 berarti NTP pada suatu periode tertentu lebih baik dibandingkan dengan NTP pada tahun dasar, dengan kata lain petani mengalami surplus. Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik dan menjadi lebih besar dari pengeluarannya.
b.      NTP = 100 berarti NTP pada suatu periode tertentu sama dengan NTP pada tahun dasar, dengan kata lain petani mengalami impas. Kenaikan/penurunan harga produksinya sama dengan persentase kenaikan/penurunan harga barang konsumsi. Pendapatan petani sama dengan pengeluarannya.
c.       NTP < 100 berarti NTP pada suatu periode tertentu menurun dibandingkan NTP pada tahun dasar, dengan kata lain petani mengalami defisit. Kenaikan harga produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya. Pendapatan petani turun dan lebih kecil dari pengeluarannya.
b.      Kegunaan dan Manfaat
·         Dari Indeks Harga Yang Diterima Petani (It), dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petani. Indeks ini digunakan juga sebagai data penunjang dalam penghitungan pendapatan sektor pertanian.
·         Dari Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib), dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat di pedesaan, serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Perkembangan Ib juga dapat menggambarkan perkembangan inflasi di pedesaan.
·         NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam produksi dan konsumsi rumah tangga.
·         Angka NTP menunjukkan tingkat daya saing produk pertanian dibandingkan dengan produk lain. Atas dasar ini upaya produk spesialisasi dan peningkatan kualitas produk pertanian dapat dilakukan.
c.       Rumus Nilai Tukar Petani
d.      Cakupan Komoditas
Ø  Sub Sektor Tanaman Pangan seperti: padi, palawija
Ø  Sub Sektor Hortikultura seperti : Sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias & tanaman obat-obatan
Ø  Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) seperti: kelapa, kopi robusta, cengkeh, tembakau, dan kapuk odolan. Jumlah komoditas ini juga bervariasi antara daerah
Ø  Sub Sektor Peternakan seperti : ternak besar (sapi, kerbau), ternak kecil (kambing, domba, babi, dll), unggas (ayam, itik, dll), hasil-hasil ternak (susu sapi, telur, dll)
Ø  Sub Sektor Perikanan, baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya.


3.      INVESTASI DI SEKTOR PERTANIAN

Salah satu faktor penting yang sangat menentukan investasi disektor pertanian bukan hanya laju pertumbuhan output, melainkan juga tingkat daya saing global dari komoditas-komoditas pertanian merupakan modal investasi yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan yang sifatnya bisa langsung atau tidak langsung terkait dengan proses produksi. Langsung, misalnya untuk membeli mesin baru atau peralatan-peralatan modern dan inpu-input lainnya untuk keperluan kegiatan produksi pertanian. Tidak langsung, misalnya untuk kegiatan penelitian dan pengembangan proses produksi maupun output dan input, dan untuk menyelengarakan pelatihan-pelatihan bagi petani (peningkatan sumber daya manusia), misalnya manajemen, quality control, cara-cara yang baik dalam membajak tanah, bercocok tanam dan penanganan pasca panen, dan sebagainya.
 Modal bisa bersumber dari investasi dari luar negeri dan/atau dalam negeri dan dana pinjaman (kredit) dari bank. Hasil studi yang dilakukan oleh Supranto (1998) menyimpulkan bahwa rendahnya laju pertumbuhan sekor pertanian, khususnya di sub sektor bahan makanan, antara lain disebabkan oleh kurangnya investasi dari dalam dan luar negeri disektor tersebut dan kredit yang mengalir kesektor tersebut relative kecil jika dibandingkan kesektor lain, seperti industri manufaktur. Alasannya adalah kegiatan pertanian mempunyai risiko, misalnya gagal panen, jauh lebih tinggi dibandingkan kegiatan industri karena sektor pertanian sangat tergantung pada iklim. Selain itu, kegiatan industri manufaktur memiliki nilai tambah atau keuntungan yang jauh lebih tinggi disbanding kegiatan pertanian. Selain itu, studi dari simatupang (1995) juga memberikan suatu informasi yang berharga yang menujukkan bahwa kredit perbankan lebih banyak mengucur kesektor industri manufaktur dan sector jasa daripada kesektor pertanian, hal itu menyebabakan sektor pertanian menderita underinvestment, yang menunnjukan bahwa investasi kesektor pertanian cenderung menurun disbanding ke sektor industri dan jasa. Penurunan ini dapat dikaitkan dengan sifat investasi di sektor pertanian yang rate of return on investmen (ROI)-nya rendah sehingga kurang menarik bagi investor.
Realisasi investasi di sektor pertanian sepanjang Januari-September 2015 mencapai Rp 27,82 triliun, atau tumbuh 8% dibandingkan periode sama 2014 yang sebesar Rp 25,71 triliun. Realisasi investasi di sektor pertanian sepanjang Januari-September 2015 mencapai Rp 27,82 triliun, atau tumbuh 8% dibandingkan periode sama 2014 yang sebesar Rp 25,71 triliun. Investasi itu membuka lapangan kerja bagi 149.194 orang, naik dibandingkan periode sama pada 2014, di mana serapan tenaga kerjanya sebesar 124.782 orang.
Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan, dari angka tersebut, realisasi investasi di sub sektor tanaman pangan dan perkebunan naik 9%menjadi Rp 27,33 triliun dengan 665 proyek atau tumbuh 190% dari periode sama 2014. Dari realisasi investasi ini, penanaman modal asing (PMA) berkontribusi hingga US$ 1,42 miliar dengan 397 proyek (kurs 1US$ Rp12.500). Sedangkan penanaman modal dalam negeri (PMDN) menyumbang Rp 9,56 triliun dengan 267 proyek.
Direktur Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Nandar Sunandar menduga, kenaikan investasi ini turut disumbang oleh adanya arahan Menteri Pertanian (Mentan) untuk memacu upaya peningkatan produksi jagung di dalam negeri, guna memenuhi kebutuhan domestik yang semakin tinggi. Investasi tersebut, dinilai akan menjamin pasokan kebutuhan produk pertanian ke pasar secara berkesinambungan.
Menurut Nandang, pelaku usaha memantau terus kebijakan Kementan, khususnya dalam upaya menggenjot produksi jagung, termasuk menargetkan tambah tanam hingga 1 juta hektare (ha) pada 2016. Para investor tersebut, kata dia, berinvestasi di bidang pengadaan peralatan, sisten logistik, hingga penanganan pasca panen. Nandang yang juga Ketua Program Upaya Khusus (Upsus) Percepatan Swasembada Pangan untuk wilayah Aceh juga menegaskan, kenaikan investasi tidak akan mengendurkan upaya Kementan untuk fokus menggenjot produksi pertanian. Namun dia mengaku upaya ini tidak mudah karena terkendala cuaca yang kurang bersahabat ketika memasuki musim hujan, khususnya di wilayah Sumatera bagian Utara.
Akibat cuaca yang buruk akhir-akhir ini, kata dia, sebagian lahan pertanian di wilayah Aceh mengalami kelebihan air dan tergenang akibat hujan. Jika iklim lebih bersahabat, kata dia, dalam 7-10 hari petani bisa mulai bertanam. Namun saat ini, petani di Aceh baru melakukan persemaian bibit.
Lebih lanjut dia menjelaskan, stok benih padi masih tersedia, sehingga jika persemaian tergenang, petani bisa langsung melakukan persemaian kembali. Selain itu, petani, penyuluh, bintara pembina desa (Babinsa), dan Dinas Pertanian di lokasi-lokasi tersebut dipastikan siap melakukan penanaman dalam 6-7 hari mendatang.


4.      KETERKAITAN PERTANIAN DENGAN INDUSTRI MANUFAKTUR

Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu penyebab krisis ekonomi di indonesia adalah karena kesalahan industrilisasi dari awal pemerintahan orde baru yang tidak berbasis pada pertanian. Selama krisis juga terbukti bahwa sektor pertanian masih mampu mengalami laju pertumbuhan yang positif, walaupun dalam persentase yang kecil. Sedangkan sektor industri manufaktur mengalami laju pertumbuhan yang negatif di atas satu digit. Banyak pengalaman di negara-negaraa maju seperti Eropa dan Jepang yang menunjukan bahwa mereka memulai industrialisasi setelah atau bersamaan dengan pembangunan di sektor pertanian.
Melihat kenyataan itu sudah seharusnya memutar balikan kemudi ekonomi untuk mundur selangkah merencanaakan dan kemudian melaknsanakan dengan disiplin setiap proses yang terjadi. Yang terpenting yang harus dipastikan bahwa sektor pertanian mendapat prioitas dalam proses pembangunan tersebut. Adapun beberapa alasan yang di kemukakaan DR,TULUS TAMBUNAN dalam bukunya ( Perekonomian Indonesia ), kenapa sektor pertanian yang kuaat sangat esensial dalam proses indutrialisasi di negara indonesia yakini sebagai berikut :
1.      Sektor pertanian yang kuat berarti ketahanan pangan terjamin dan ini merrupakan salah satu prasyarat penting agar proses industrialisasi pada khusussnya dan pembangunan ekonomi pada umumnya bisa berlangsung dengan baik, ketahan pangan beraarti tidak ada kelaparan dan ini menjamin kestabilan sosial dan politik
2.      Dari sisi agregat pembangunan ssektor pertanian yang kuat membuat tingkat pendapatan rill per kapita disektor tersebut tinggi yang merupakaan salah satu sumber permintaan terhadap barang-barang nonfodd, khususnya manufaktur. Khusunya di indonesia dimana sebagaian besar penduduk berada di pedesaan daan mempunyai sumber pendapatan langsung maupun tidaak langsung dari kegiatan pertanian jelas sektor ini merupakan motor utama penggerak idutrilisasi.
3.      Dari sisi sektor pertanian merupakan salah satu sumber input bagi sektor indusrti yang mana indonesia memiliki keunggulan komparatif
4.      Masih dari sisi penawaran pembangunan yang baik disektor pertanian bisa menghassilkan surplus di sektor pertanian tersebut dan ini bisa menjadi sumber investasi di sektor industri khususnya industri berskala kecildi pedesaan.
Ketika hal ini berjalan dengan baik, maka kita dapat meningkatkan produk-produk pertanian kita sejalan dengan peningkatan industri manufaktur yang membutuhkan bahan baku yang kita produksi dari petani-petani kita. Maka daari itu, peningkatan pendapatan para petani akan berkorelasi positif terhadap meningkatnya kesajahteraan petani dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.


5.      CONTOH KASUS

RICE CENTER TO BE ESTABILISHED IN INDRAMAYU
Jakarta | Mon, March 13, 2017 | 06:55 pm
State-owned fertilizer company PT Pupuk Indonesia plans to develop a rice center to provide farmers with skill and knowledge as well as facilities to improve the quality of their rice in Indramayu, West Java.
“Indramayu, one of the main rice producers in the country, is the ideal location to develop the rice center,” PT Pupuk Indonesia president director Aas Asikin said as reported by tribunnews.com on Monday.
State-owned Enterprises Minister Rini Soemarno visited Mundu village in Indramayu regency last Friday to attend a presentation on the establishment of the center, which will be managed by PT Pupuk Indonesia Pangan (PIP), a subsidiary of PT Pupuk Indonesia.
Aas said the center would consist of three main sections – agricultural depot, rice cultivation unit and rice mill.
The agricultural depot will be used to store rice, fertilizer, seeds and pesticide. The rice cultivation unit will helping farmers cultivate their rice fields to improve land productivity through technical guidance and the distribution of fertilizer, seeds and pesticide.
Meanwhile, the rice milling unit will manage paddy produced by farmers and help them improve the quality.
“With modern technology, paddy will become high quality medium and premium rice,” Aas added.
Initially, the rice mill will have a capacity of 4 tons per hour and will be increased to 12 tons per hour. (bbn)

(In Indonesian)
Perusahaan pupuk milik negara PT Pupuk Indonesia berencana mengembangkan sentra padi untuk memberi ketrampilan dan pengetahuan petani serta fasilitas untuk meningkatkan kualitas beras mereka di Indramayu, Jawa Barat. "Indramayu, salah satu produsen beras utama di dalam negeri, adalah lokasi yang ideal untuk mengembangkan sentra padi," kata direktur PT Pupuk Indonesia Aas Asikin seperti dilansir tribunnews.com, Senin. Menteri Negara BUMN Rini Soemarno mengunjungi desa Mundu di Kabupaten Indramayu, Jumat lalu untuk menghadiri presentasi pendirian pusat yang akan dikelola oleh PT Pupuk Indonesia Pangan (PIP), anak usaha PT Pupuk Indonesia. Aas mengatakan, pusat tersebut terdiri dari tiga bagian utama - depot pertanian, unit budidaya padi dan penggilingan padi. Depot pertanian akan digunakan untuk menyimpan beras, pupuk, benih dan pestisida. Unit budidaya padi akan membantu petani mengolah sawah mereka untuk meningkatkan produktivitas lahan melalui bimbingan teknis dan distribusi pupuk, benih dan pestisida. Sementara itu, unit penggilingan padi akan mengelola padi yang dihasilkan oleh petani dan membantu memperbaiki kualitasnya. "Dengan teknologi modern, padi akan menjadi beras medium dan premium berkualitas tinggi," tambah Aas. Awalnya, penggilingan padi akan berkapasitas 4 ton per jam dan akan meningkat menjadi 12 ton per jam.

ANALISIS KASUS
Indonesia is an agrarian country. The country has about 41.5 million Ha with distribution: Horticulture 567 thousand Ha, Food Plant 19 million Ha, and Plantation Plant 22 Million Ha. We will analyze the problem of food crops. One of the largest rice granaries in Indonesia is Indramayu. "Indramayu, one of the main rice producers in the country, is an ideal location to develop rice centers," said PT Pupuk Indonesia director Aas Asikin as quoted by tribunnews.com Monday through state-owned fertilizer company PT Pupuk Indonesia, the government will plan to develop Rice center to provide farmers skills and knowledge and facilities to improve the quality of their rice in Indramayu, West Java. To improve the quality of rice in Indramayu, SOE State Minister Rini Soemarno visited Mundu village in Indramayu district to attend a central establishment presentation to be managed by PT Pupuk Indonesia Pangan (PIP), a subsidiary of PT Pupuk Indonesia. The center consists of 3 main parts, namely:
A) Agricultural Depot
B) Aquaculture Unit
C) Rice Mill

Ø  Agricultural depots will be used to store rice, fertilizers, seeds and pesticides.
Ø  The rice cultivation unit will help farmers cultivate their fields to improve land productivity through technical guidance and distribution of fertilizers, seeds and pesticides.
Ø  The rice mill unit will manage the paddy produced by farmers and help improve the quality. With modern technology, rice will become high quality medium and premium rice. Initially, rice mills will have a capacity of 4 tons per hour and will increase to 12 tons per hour.

















DAFTAR PUSTAKA

1 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus